Dalam cerita ini,saya mau mencoba bercerita mengenai sebuah pemuda yang kehidupannya sederhana (Nggak enak kalau dibilang “miskin”). Mungkin kalian sedikit heran dengan pemilihan judul tersebut. Kalau doraemon sering bersama “kantong ajaib”,maka dicerita ini saya mencoba bercerita tentang pemuda yang selalu bersama “rantang ajaib”.
Sebelum saya bercerita,maka izinkan saya untuk (*Tarik napas...,dan buang... * #NggakPakeKentut).Ok!Thank You atas kesediaan kalian menunggu.
“Raib” merupakan nama dari seorang pemuda yang kegiatan sehari-harinya selain bersekolah (Cieee, si doel anak sekolahan kaleee..) juga melakukan aktivitas lain setelah pulang sekolah berupa mengantarkan makanan rantangan (Delivery gitu dehh) kepada pelanggan ibunya.
Suatu hari,ketika ia sedang mengantarkan makanan pesanan pelanggan,secara tidak sengaja ia melihat seorang kakek yang sudah cukup reot sedang mengemis dijalanan. “Pak,bu,kasihanilah saya.Saya belum makan”.Kurang lebih begitu kata si kakek.Mendengar ucapan si kakek yang mengemis karena kelaparan,ia berpikir untuk memberikan makanan tersebut kepada si kakek.Memang sempat terbesit di pikirannya untuk tidak memberikan makanan tersebut karena ia harus mengantarkannya kepada pelanggan yang mungkin juga sedang kelaparan di rumahnya.Tapi ia berpikir bahwa jika ia tidak menolong si kakek,siapa lagi yang akan menolong.Tak lagi ia hiraukan jika pelanggan yang menunggu pesanan datang akan marah dan akan berhenti memesan makanan kepada ibunya.Bagi raib,menolong orang yang sedang kesusahan sangatlah jauh lebih mulia.
Makanan tersebut akhirnya diberikan kepada si kakek. “Ini kek,ada makanan untuk kakek” kata si raib. “terima kasih nak.Semoga apa yang kau lakukan,menjadi berkah untukmu dan keluargamu” balas si kakek.Ternyata,tanpa raib sadari,ada salah seorang yang memperhatikannya ketika ia menolong si kakek.Orang yang memperhatikan itu adalah salah satu dermawan kaya raya yang secara tidak sengaja ada di dekat mereka (Kalau ada si dermawan itu,kenapa bukan ia saja yang menolong kakek tersebut?.Yah,namanya juga cerita.Terserah penulis dong mau digimanain).
Dermawan itu langsung saja menghampiri raib dan si kakek. “Sungguh mulia hatimu nak” kata si dermawan. “Yah,ini hanya bentuk kepedulian saya kepada sesama pak” balas si raib. Melihat ketulusan raib,dermawan tersebut pun mengeluarkan dompet dari sakunya dan memberikan sejumlah uang kepada raib dan tentunya juga kepada si kakek. “Ini,untuk kamu nak dan ini untuk kakek” kata si dermawan. Awalnya raib menolak pemberian tersebut,tapi karena si dermawan memberikan pengertian kepada raib,maka diterimalah uang pemberian tersebut (yaiyalah diterima uangnya.Siapa sih yang nggak mau duit).
Raib pun segera bergegas pulang ke rumah dan menghampiri ibunya sambil berkata berkata “Emak,ini ada duit untuk emak”. “Dari mana kamu dapat uang itu nak?” kata ibunya. “Tadi aku diberikan duit oleh seorang bapak karena aku menolong kakek pengemis yang kelaparan di jalan. “Oh,jadi rantang pesanan pelanggan emak tidak jadi kamu antar?” kata ibunya. “Maaf yah mak” kata raib. “Ya sudahlah,yang penting emak bangga karena kamu udah berhati mulia menolong orang yang jauh lebih tidak beruntung daripada kita”. Kata ibunya. Akhirnya,uang itu pun diberikan kepada ibunya sebagai modal berjualan makanan rantang ibunya.
Begitulah cerita singkat mengenai keikhlasan hati seorang anak yang dengan suka rela membantu orang yang kesusahan.Berdasarkan cerita tersebut,izinkanlah saya untuk menyampaikan sepatah kata “Janganlah kita hanya mementingkan diri kita sendiri tanpa memperdulikan orang-orang yang ada di sekitar kita apalagi yang lebih membutuhkan daripada kita”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar