Minggu, 15 Januari 2012

ulat mengokon

     Mungkin saat kalian membaca judulnya,ada dua pertanyaan yang sedang bergelantungan di pikiran kalian yaitu “ulat” dan “mengokon” (yaiyalah,kan judulnya cuma ada dua kata!hehehehe). Mungkin jika kalian ngedengerin kata “ulat”, bisa saya pastikan tanpa menggunakan pilihan bantuan dari penonton (#eh) kalau kalian pasti sudah merasakan geli yang menggelora (lebay) di tubuh kalian. Sebenarnya saya juga geli sih. Nah,ini dia yang pastinya ngebikin kalian bingung.“mengokon” (bukan sejenis makanan liar dan satwa ringan.Eh,kebalik!).

     Mengokon merupakan suatu kegiatan atau suatu aktivitas yang selalu saja dilakuin oleh ulat (tepatnya sih ulat sutera) berupa pemintalan serat-serat sutera yang dikeluarkan oleh tubuhnya (sorry coy kalo nggak paham. “khusus kalangan terpelajar”). Lalu,apa sebenarnya maksud saya menulis tentang ini?.Apa yang bisa dianalogikan dengan kehidupan manusia pada umumnya?.Buat yang penasaran dengan maksud saya menulis ini,silahkan masukkan koin kembali (#eh)hmmmm,becanda kok!.Buat yang tidak penasaran dengan maksud saya menulis ini,mudah-mudahan anda segera dihantui arwah penasaran (eh,becanda lagi). Perjalanan hidup manusia tuh bisa diibaratkan seperti “ulat mengokon”.Maksudnya,jika ulat melakukan proses pembungkusan dirinya melalui serat-serat sutera yang ia hasilkan,maka manusia mungkin secara tidak sadar telah melakukan hal seperti yang dilakukan oleh ulat yaitu “apa pun yang dikeluarkan oleh manusia (dalam hal ini berupa ucapan) maka itu bisa saja menjadi tolak ukur baginya untuk dekat dengan rasa aman,tentram,dan sentosa”.(Cat.: Itu pun kalau anda selalu berkata sopan,jujur,adil,dan makmur). Perlu diketahui,proses pengokonan ulat juga tidak selamanya berhasil alias bisa saja gatot (galau total). Jika hal ini dikondisikan dalam hidup manusia,ini bisa diartikan sebagai “Kegagalan yang tertunda” (loh?),maksudnya “keberhasilan yang tertunda”. Apa pun yang telah kita coba lakukan baik itu berkata sopan,berkelakuan baik,atau apalah yang baik-baik belum tentu akan menuai hasil yang baik pula. Alasannya? .Yaiyalah,kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya alias ada kesempatan (loh? Kok ada bang napi?.hehehhe).Eh,tapi bener sih kata bang napi. Mungkin saya mengartikannya sebagai “air susu dibalas air tuba” (waduh...).maksudnya,seberapa sering pun kita berbuat baik pada orang,pasti tetap saja ada orang lain yang merasa iri melihat kebaikan yang kita buat. Ok!mungkin sampai disini dulu tulisan saya. Nggak tahu si ulat sedang mengokon dimana atau lagi geli-gelian sama pujaan hatinya,Whatever lah.... Tulisan yang saya tulis (yaiyalah ditulis! Masa’ dimasak) hanya sekedar untuk mengisi kegalauan jarum jam dinding yang selalu saja berputar tanpa menemui waktu yang tepat untuk berhenti berputar (yang nggak ngerti,harap digoblokin aja...). Yah udah,semoga anda terhibur walau ceritanya sedikit ngawur,tetap di O.... (woi,ini bukan OVJ).... *Bye bye aja dahhh kalo gitu... Wassallammu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh... (Dibales sendiri aja yah salamnya. “Inget!pahala loh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar