Senin, 16 Januari 2012

Si Asep yang Apesss


     Dalam cerita ini,saya lebih mengalamatkan kepada seorang jomblowan yang dalam cerita ini saya namai “Asep”.Dari namanya sih,tidak salahnya jika kita menganggap bahwa dia pantas menjadi jomblo sejati.Apalah artinya sebuah nama.
     Di zaman sekarang ini,modal tampang saja sudah nggak lagi menjadi tolak ukur bagi seseorang untuk mendapatkan cinta yang sesuai keinginannya. “DUIT”,mungkin inilah alasan utama kenapa orang yang bertampang asoy bisa kalah dengan orang yang hanya bertampang ndeso (itu pun kalo yang tampang ndeso rejeki kota). Asep adalah anak sulung dari satu bersaudara (Jiahhh,bilang aja anak tunggal).Sejak dilahirkan dari keluarga yang serba cukup (cukup menderita),asep sudah ditakdirkan menjadi orang yang tidak ganteng (asep...,asep! aseplah nasib lo).Faktor ekonomi yang terbatas dan tampang yang masuk kategori area perbatasan menjadi kendala yang sangat signifikan (ciehh,bahasa gue udah kayak orang bener aje..) sehingga asep sulit mendapatkan cinta dari wanita yang ia inginkan. 
     Suatu hari,saat asep sedang mencangkul di sawah (lagi bantu bapaknya),tiba-tiba ada seorang mahasiswi yang sedang KKN di desa si asep sedang jalan-jalan di pematang sawah sambil mencari angin segar khas pedesaan.Asep pun memandangi wanita tersebut dengan tatapan yang penuh dengan rasa kekaguman (apakah si asep sampai ileran ngelihatinnya?.di pikir aja sendiri). Sebagai pria normal,tentu si asep langsung jatuh cinta pada pandangan pertama (apakah kambing yang dibedakkin juga bisa membuat asep jatuh cinta?).Asep pun rehat sejenak dari kegiatan cangkul,cangkul,cangkul yang dalam (hehe,nyanyi dikit boleh kan?).Dengan penuh kekhilafan,asep segera menghampiri wanita tersebut dan bertanya “mau kemana neng?” kata si asep. “oh,saya cuma pengen jalan-jalan doang” jawab wanita tersebut dengan suaranya yang syahdu (busyettt dahh).
     Percakapan antara mereka pun terus saja berlanjut di siang itu (sorry,kalo semua isi percakapan nggak bisa ditulis semua,Capek euy!). Hari demi hari pun dijalani mereka dengan gembira dan penuh dengan perhatian antara satu sama lain (sebenarnya sih,cewek itu nggak terlalu perhatian). Melihat adanya kedekatan itu,asep pun dengan gagah berani dan penuh percaya diri akhirnya menyatakan perasaannya kepada cewek itu.Tapi,ternyata dugaan saya nggak salah.Asep otomatis ditolak mentah-mentah oleh wanita itu dengan alasan bahwa wanita itu hanya menganggap asep sebagai teman ngobrol doang (Asep,Istighfar woy!). Penolakan tersebut semakin membuat asep menjadi yakin bahwa dia tidak pantas untuk memiliki cinta (huuuu,terharu deh..).Asep pun hanya bisa termenung dalam kesepian seperti orang yang kena stroke akut.
     Pagi yang cerah,siang yang terik,sore yang senja,dan malam yang gelap,sudah seperti tak bisa dirasakan lagi oleh asep.Kesendirian asep pun semakin menjadi-jadi.Kamarnya yang hanya dihiasi oleh poster pemain sepak bola andalannya pun sudah seperti kehilangan bola (ayo!rebut kembali bolanya...).Yah,karena mengingat si asep yang sudah terlanjur termenung dalam kesedihan,jadi sampai disini aja yah ceritanya.Intinya,si asep tuh udah gatot (galau total). 
     Dibalik cerita ini,ijinkanlah saya selaku penulis untuk menyampaikan kata-kata mutiara (tenang aja kok,mutiaranya nggak dikasih sama babi-babi) yaitu “Manusia yang diciptakan-Nya pasti ada alasan dan ada gunanya bagi orang lain,meskipun bukan pada orang yang kau mau”. *Tetap semangat dalam mencari cinta dan tetaplah berdoa untuk memohon sebuah cinta yang hakiki* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar